dein.tube – Dilansir dari media situs ahotelinitaly, Index Harga Saham Kombinasi (IHSG) Dibuka menurun krusial, meneruskan tindakan revisi dalam yang terjadi pada perdagangan hari sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat (7/2/2025), IHSG dibuka secara langsung roboh 2% lebih dan sebelumnya sempat turun lebih dalam sampai terevisi 3,18% ke 6.656,72. Keseluruhan transaksi bisnis terdaftar capai Rp 2,73 triliun yang mengikutsertakan 29 miliar saham dan ditransaksikan 227 ribu kali.
Robohnya IHSG tetap didorong dengan tingginya tindakan jual asing dalam beberapa emiten blue chip RI, termasuk emiten perbankan. Meskipun begitu, melemahnya paling besar IHSG ini hari paling penting karena robohnya performa beberapa saham punya taipan Prajogo Pangestu.
Terdaftar, semua bidang perdagangan bursa bergerak dalam zone merah.
Saham punya taipan paling kaya RI Prajogo Pangestu, Barito Renewables (BREN), terlihat roboh 19,94% dan telah sentuh ARB pada awal sesion I ini hari ke posisi Rp 7.025/unit.
Tidak main-main, saham BREN memberatkan Index Harga Saham Kombinasi (IHSG) di awal sesion I ini hari, yaitu capai 66,4 index point atau jadi biang kerok lebih dari 1% melemahnya IHSG.
Selanjutnya ada emiten Prajogo lain yaitu Chandra Asri Pacific (TPIA) yang memberatkan 20 point index atau berperan atas 0,3% melemahnya IHSG.
Tiga emiten Prajogo yang lain yaitu Barito Pacific (BRPT), Petrosea (PTRO) dan Petrindo Jaya Kreativitas (CUAN) masuk juga di dalam 10 saham pemberat performa IHSG dengan masing-masing berperan atas pengurangan 12, 5 dan 4 index point.
Robohnya saham BREN terjadi ada berita jika Morgan Stanley Capital International tidak memasukkan tiga emiten konglomerasi Prajogo Pangestu ke index MSCI Investable Pasar pada ulasan Februari 2025.
Adapun satu diantaranya yaitu BREN. Selainnya BREN, ada PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Petrindo Jaya Kreativitas Tbk (CUAN.
Ini karena sesudah analitis dan saran, diketemukan masalah investibility di ke-3 saham itu. MSCI akan mengevaluasi lagi kelaikan beberapa saham itu sebagai sisi dari pantauan index di masa datang dan akan memberi komunikasi selanjutnya sama sesuai keperluan.
Awalnya, rebalancing atau kocok kembali index MSCI akan dipublikasikan pada 12 Februari kedepan. Isu tersebar bakal ada tiga saham konglomerat masuk, di mana satu diantaranya yaitu BREN.
Index MSCI sering menjadi referensi investor asing untuk investasi di beberapa negara tertentu, termasuk emerging pasar seperti Indonesia.
Dalam satu tahun, mereka lakukan kocok kembali ini 4x, yaitu di bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.
Berita pasar kini sedang ramai dibicarakan masalah tiga saham konglomerat yang hendak masuk menjadi barisan konstituen MSCI Indonesia Large-Cap.
Sebetulnya, isu tiga saham itu masuk MSCI telah dari lama. Apalagi, untuk BREN ini menjadi yang ke-2 kalinya karena awalnya tidak berhasil masuk ke dalam index FTSE karena dipandang tidak penuhi persyaratan free float.
Ini karena BREN tidak masuk karena dipandang tidak penuhi persyaratan free float minimum 5%.
Saat itu, FTSE memandang 97% jumlah saham tersebar BREN tetap terpusat pada empat pemegang saham. Tetapi, hal itu pada akhirnya disangga oleh faksi management BREN dan minta faksi FTSE Russell untuk mengambil pengakuan itu dan keluarkan verifikasi.