‘Harta Karun’ Palestina Ini Diambil Israel, Masyarakat Menanggung derita!

‘Harta Karun’ Palestina Ini Diambil Israel, Masyarakat Menanggung derita!
Komunitas Pejuang Gacor – Masalah perselisihan Israel-Palestina memunculkan banyak ulasan menarik. Mulai dari akar permasalahan, kehidupan sosial di tempat perselisihan, sampai masalah sumber daya alam.
Masalah kalimat paling akhir, dalam sejarah dunia wargaan sesuatu daerah oleh negara lain kuat hubungannya dengan pola pengerukan sumber daya alam. Sama seperti yang terjadi, kolonialis akan membawa sumber daya alam untuk keperluannya sendiri. Sementara negara jajahan harus hidup menanggung derita dan tidak merasa kan dari hasil pengerukan tersebut.
Lalu, di kasus Israel-Palestina apa terjadi hal sama?
Air: ‘Harta Karun’ di Palestina
Pada 1938, seorang geolog namanya A. Bonne memublikasikan penelitian “Alami Sumber of Palestine”. Ia menyebutkan ada 3 sumber daya alam prospektif di daerah Palestina. Satu diantaranya ialah sumber daya air.
Di Timur tengah, yang populer kering kerontang, air ialah sumber kehidupan tidak ternilai. Dalam kasus di Arab Saudi, misalnya, air benar-benar mempengaruhi jalan sejarah negara. Harus dipahami, saat awalnya pendirian Saudi terdaftar sebagai salah satunya negara yang cukup miskin. Kesusahan temukan air membuat roda ekonomi tidak bisa tumbuh, hingga pembangunan tidak dapat terjadi. Mengakibatkan, kehidupan politik benar-benar tidak konstan.
Untungnya, Palestina tidak merasa kan begitu. Saat negara Timur tengah lain repot cari air, Palestina malah telah diberkahi air berlimpah. Menurut Bonne, air dapat gampang diketemukan di Palestina. Waktu mengebor tanah, air langsung deras keluar. Sungai-sungai jarang-jarang kekeringan karena transisi musim panas dan hujan selalu pas berganti-gantian.
Karena air berlimpah ruah diimbangi oleh munculnya tehnologi yang dibawa Inggris, karena itu bidang pertanian Palestina dapat tumbuh cepat. Bahkan juga, kehadiran air tidak cuma bermanfaat buat pertanian, tapi juga energi listrik.
Karena tidak ada batu bara, masyarakat Palestina lalu manfaatkan derasnya air Sungai Yordan untuk sumber energi listrik. Pendayagunaan ini ditunjukkan kehadiran Palestine Electric Corporation pada 1926. Terakhir, di beberapa kota besar, seperti Tel Aviv dan Haifa, pembangkit listrik tenaga air mulai banyak muncul.
Maknanya, dengan pemilikan ‘harta karun’ paling penting ini, minimal jalan sejarah Palestina dapat diprediksikan akan makmur. Sayang, takdir bawa Palestina ke jalan sejarah berlainan.
Diambil Israel
10 tahun selesai penelitian itu launching, seorang aktivis David ben-Gurion ada ke atas. Pas pada 1948, ia dengan mengagetkan memproklamirkan negara Yahudi pertama di dunia namanya Israel di tanah Palestina. Dari sini, keadaan mulai berlainan.
Semenjak wargaan pertama Israel dilaksanakan, tulis laporan PBB tahun 2019, warga Palestina mulai kehilangan kendalian atas pemilikan sumber daya alam, terutama suplai atas ‘harta karun’ air.
Kewenangan Israel secara riil mengambil alih pemilikan air masyarakat Palestina. Dalam laporan Human Right Watch, penyitaan itu dengan cara sah menyalahi hukum internasional yang larang pengambilalihan sumber daya daerah lain untuk keuntungan sendiri. Walau demikian, tetap Israel tidak undur. Bahkan juga, dalam catatan Amnesty International, pada 1967 Israel dengan sadar mengambil hak masyarakat Palestina atas air di Pinggir Barat.
Saat itu, Israel larang masyarakat Palestina mengebor air sumur baru, perdalam sumur, dan tidak dibolehkan ambil air dari Sungai Yordan. Bahkan juga, Israel mengatur dan batasi lokasi tempat penampungan air hujan yang menyebar di Pinggir Barat. Mereka berpikiran air akan ‘mematikan’ kehidupan Palestina.
Betul saja, selang beberapa saat membuat sekitaran beberapa ratus komune Palestina tidak mempunyai akses pada air bersih. Sekalinya dapat terakses, airnya kecil sekali dan berkualitas buruk sekali. Menurut PBB, imbas dari peraturan ini membuat ekonomi Palestina tidak tumbuh. Bidang pertanian dan industri luluh lantak.
Di titik berikut, Israel berlakukan usaha air ke masyarakat Palestina, yang dulu punyai kontrol air. Menurut PBB, Israel menetapkan harga ke masyarakat Palestina dan disini negara juga mendapatkan keuntungan dalam ekonomi.
Kasus persaingan perebutan ini selalu berjalan sampai sekarang ini. Bahkan juga, seringkali jadi senjata politik. Berita terkini menyebutkan Israel sudah umumkan isolasi keseluruhan ke daerah Gaza. Mereka memutuskan suplai makanan, listrik dan harta karun air dampak menghangatnya perselisihan dengan Hamas.
Lihat link pembantaian masa disini